QS. 2/Al-Baqarah : 87-88
Kesombongan
hawa nafsu Yahudi yang dimaksudkan adalah kesombongan terhadap ayat-ayat Allah.
Dengan memandang ayat-ayat siapakah yang disombongi hawa nafsu Yahudi ini maka
adalah merupakan radikalisme kejahatan kepada Allah. Jika akarnya adalah
kejahatan berat kepada Allah maka perbuatan baik semanusiawi apapun, sesosial
apapun, seilmiah apapun terhadap sesama manusia, pada hakikatnya adalah
kejahatan.
Kejahatan
inilah yang sebenarnya disadarkan mewaspadai dan menyikapinya pada manusia oleh
ayat Allah yang berfirman :
Dan
sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al-Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah
menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami
berikan bukti-bukti kebenaran (mu`jizat) kepada `Isa putera Maryam dan Kami
memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepada kalian seorang
rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginan hawa nafsu
kalian lalu kalian angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kalian
dustakan dan beberapa orang (yang lain) kalian bunuh? (QS. 2/Al-Baqarah : 87)
Al-bayyinaat
pada ayat tersebut diatas adalah ayat-ayat Allah dalam kitab-Nya, Injil, dan
ayat-ayat Allah berupa peristiwa luar biasa yang diberikan pada rasul-rasul-Nya
sepenuhnya atas kehendak Allah untuk mematahkan argumentasi lawan yang memusuhi
missi ajaran Allah.
Hukum
Taurat Berlaku Sampai Datangnya Injil
Setelah
Nabi Musa diberi Al-Kitab yaitu Taurat, kemudian berturut-turut Allah mengutus
nabi-nabi berikutnya melaksanakan hokum Taurat sebagaimana difirmankan Allah :
Sesungguhnya
Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang
menerangi), yang dengan Kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh
nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan
pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab
Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. (QS. 5/Al-Maa-idah : 44)
Allah
mengutus rasul-rasul-Nya berturut-turut sampai saat Allah mengutud Nabi Isa ‘alaihis-salaam.
Kemudian
Kami utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. Tiap-tiap
seorang rasul datang kepada umatnya, umat itu mendustakannya, maka Kami
perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka
buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman.
(QS. 23/Al-Mu’minuun : 44)
Kemudian
Allah mengutus Nabi Isa yang Allah memberikan kepadanya Injil. Misi Nabi Isa
adalah membenarkan nab-nabi sebelumnya, Allah memberikan kepada Nabi Isa
Al-Kitab, yaitu Injil. Ada sebagian yang dihalalkan Allah pada masa Nabi Musa
sampai diutusnya Nabi Isa, kemudian ada sebagian yang dihalalkan Allah pada
Taurat dihalalkan pada ajaran Injil.
Dan
(aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk
menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang
kepadamu dengan membawa suatu tanda (mu`jizat) dari Tuhanmu. Karena itu
bertaqwalah kepada Allah dan ta`atlah kepadaku. (QS. 3/Aali ‘Imraan : 50)
Yahudi
Menutup Diri dari Ayat-ayat Allah
Disebutkan
oleh Allah dalam ayat-ayat suci-Nya bahwa Yahudi menutup diri dari ayat-ayat
Allah, tak sekedar pemberitahuan maupun berita melainkan bahwa mesti disikapi
oleh manusia semuanya bahwa karakter Yahudi menjadikan apa yang dicela bahkan
dilaknatnya mereka oleh Allah dijadikan rencana dan operasi missinya untuk
membuat semua manusia ikut menjadi sumberdaya
yang menjalankan operasi missi terlaknat itu dalam hal ini menutup diri
dari ayat-ayat Allah untuk dibenarkan dengan ketaatan di atas jejak kenabian.
Dan
mereka berkata: "Hati kami tertutup". Tetapi sebenarnya Allah telah
mela’nat mereka karena keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang
beriman. (QS. 2/Al-Baqarah : 88)
Maka
(Kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar
perjanjian itu, dan karena kekafiran mereka terhadap keterangan-keterangan
Allah dan mereka membunuh nabi-nabi tanpa (alasan) yang benar dan mengatakan:
"Hati kami tertutup." Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati
hati mereka karena kekafirannya, karena itu mereka tidak beriman kecuali
sebahagian kecil dari mereka. (QS. 4/An-Nisaa’ : 155)
Mereka
berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi) apa yang kamu
seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu
ada dinding, maka bekerjalah kamu; sesungguhnya kami bekerja (pula)".
(QS.41 /Fushshilat : 5 )
Ruhul
Qudus dan Bernasyid di Masjid
Musa bin Dawud menceritakan kepada kami dari Ibnu Abiz-Zinaad dari bapaknya dari ‘Urwah dari ‘Aisyah bahwasanya Rasulullah shallallaahu’alaihi wa sallam mempersilahkan Hassan di mimbar di masjid memberikan pujian (pembelaan dari ejekan) untuk beliau dengan syair. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah yang Mahaperkasa lagi Mahaagung memberi dukungan kekuatan dan pertolongan kepada Hassan dengan Ruhul Quds, Hassan memberi pujian (membela dari ejekan) pada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam (HR. Ahmad)
Muhammad bin Ishaq berkata :
Abdullah bin Abdurrahman bin Abi Husain Al-Makky dari Syahr bin Hausyab
Al-Asy’ary : Bahwasanya satu rombongan dari Yahudi bertanya kepada Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam seraya mereka mengatakan : “Khabarkanlah kepada kami
tentang Ar-Ruh.
Rasulullah
menjawab : “Aku minta kalian bersumpah pada Allah dan ayat-ayat-Nya di fihak
Bani ISrail, apakah kalian mengetahui bahwasnya dia adalah Jibril? Dan dia pula
yang mendatangi aku?”
Mereka
menjawab : Ya (Tafsir Ibnu Katsir, Juz I, hal. 322)
Abdurrahman
bin Umar Al-Bazzaz menceritakan kepada kami dari Ibnu ‘Araby dari Ali bin Abdul
Aziz dari Abu Ubaid dari Hasyim dari Ismail bin Abu Khalid dari Zubaid Al-Yamy
dari orang yang mengkhabarkan kepadanya dari Abdullah bin Masud dari Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Sesungguhnya ruhul quds itu ada pada
yang terlintas di jiwa dan kalbu. Sesungguhnya sesuatu jiwa tidak akan mati
sampai sempurna rizkinya. Maka bertaqwalah kepada Allah dan baik-baik sajalah
dalam permintaan (yang tidak memayahkan dan mengacaukan jiwa dan kalbu) (Kitab
: Musnad Asy-Syihab Al-Qadha-iy, Juz IV, hal. 251, juga Al-Ghazaly, Ihya’
‘Ulumuddiin, Juz II, hal. 426)
Sesungguhnya
ruhul quds itu ada pada yang terlintas di jiwa dan kalbu. Sesungguhnya sesuatu
jiwa tidak akan mati sampai sempurna rizkinya. Maka bertaqwalah kepada Allah
dan baik-baik sajalah dalam permintaan (yang tidak memayahkan dan mengacaukan
jiwa dan kalbu) Meriwayatkannya dalam kitab Musnad Al-Firdaus dari Jabir pada
nomor bab huruf hamzah. Dan meriwayatkannya pada bab huruf nun darinya dengan
lafazh : Ruhul quds itu ada pada yang
terlintas di jiwa dan kalbu. Sesungguhnya sesuatu jiwa tidak akan keluar dari
dunia sampai sempurna rizkinya.(Al-hadits). Dan Abu Nu’aim dan Ath-Thabrany
meriwayatkan dari Abu Umamah dan Al-Bazzaz dari Hudzaifah. Ibnu Abid-Dunya juga
meriwayatkan. Dan Al-Hakim menshahihkannya dari Ibnu Mas’ud demikian itu dalam
kitab Fathul Bary. (Ismail bin Muhammad bin Abdul Hadi
Al-Jarahy Al-‘Ijluny Ad-Dimasyqy, Kasyful Khufaa’, Juz I, hal. 231)
Qutaibah menceritakan kepada kami dari Al-Laits dari Ibnu ‘Ajlan dari ‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bahwasnya beliau melarang menasyidkan syair-syair di masjid dan jual beli di dalamnya. Dan bahwa manusia berhalaqah (berkumpul bermajlis) pada hari Jum’at sebelum shalat. (HR. At-Tirmidzy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar