Sesungguhnya Musa telah datang kepada kalian membawa bukti-bukti
kebenaran (mu`jizat), kemudian kalian jadikan (patung) anak sapi (dari emas
sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kalian adalah
orang-orang yang zhalim. (QS. 2/Al-Baqarah : 92)
Al-bayyinaat pada ayat tersebut diatas adalah ayat-ayat Allah
dalam Taurat dan ayat-ayat Allah berupa bukti peristiwa alam seperti :
Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan
darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan
mereka adalah kaum yang berdosa. (QS. 7/Al-A’raaf : 133)
Termasuk ayat-ayat Allah berupa peristiwa alam adalah dibelahnya
lautan, naungan awan, al-manna dan as-salwa, batu yang
memancarkan air dan sebagainya, tetapi mereka menjadikan patung anak sapi dari
emas yang dibuatnya sendiri.
Dan kaum Musa, setelah
kepergian Musa ke gunung Thur, membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka
anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa
anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula)
menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan
mereka adalah orang-orang yang zhalim. (QS. 7/Al-A’raaf : 148)
Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak
lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhan
kalian dan Tuhan Musa untuk diibadati, tetapi Musa telah lupa". (QS.20/Thaahaa : 88)
Dan setelah mereka
sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat,
merekapun berkata: "Sungguh jika Rabb kami tidak memberi rahmat kepada
kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang
merugi". (QS. 7/Al-A’raaf : 149)
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kalian dan Kami
angkat bukit (Thursina) di atas kalian (seraya Kami berfirman): "Peganglah
teguh-teguh apa yang Kami berikan kepada kalian dan dengarkanlah!" Mereka
menjawab: "Kami mendengarkan tetapi tidak menta`ati". Dan telah
diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi
(dari emas) karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang
diperintahkan iman kalian kepada kalian jika betul kalian beriman (kepada
Taurat)". (QS. 2/Al-Baqarah : 93)
ٍSifat Patung Emas
Sifat-sifat al-‘ijl (patung anak sapi dari emas) adalah :
Pertama : Dipertuhankan dan diibadati mengambil alih hak Allah
Kedua : Bersifat duniawi
Ketiga : Sumber pokok nilai kekayaan duniawi
Keempat : Sumber pokok nilai derajat social duniawi bagi pemegang
haknya
Kelima : Sumber pokok pengikat berbagai kepentingan duniawi.
Dari nilai emas pula kepntingan mengendalikan segala kepentingan
duniawi umat manusia tersebut diatas orang Yahudi menerapkan riba terhadap
bangsa-bangsa non Yahudi. Dengan penerapan riba dari dasar emas pula, Yahudi
Zionis kini memegang sebagian besar emas dan cadangan di seluruh muka bumi
menjadikan umat manusia mempertuhankan harta.
Diharmkannya riba oleh Allah Subhaanhu wa Ta’aalaa dan
Rasul-Nya dibuat sedemikian rupa menjadi ketentuan yang tidak berlaku hangga
saat ini.
Setiap kali dibangun harapan untuk menegakkan keadilan dengan
melaksanakan ketentuan Allah dan Rasul-Nya tersebut maka dengan sangat mudah
dibuat oleh Zionis Yahudi sedemikian rupa sehingga berujung kekecewaan demi
kekecewaan, pendustaan demi pendustaan terhadap ajaran dari Allah dan
Rasul-Nya.
Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman :
Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah kalam perkataan dari
tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak
mau mentaatinya. Dan (mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang
kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan):
"Raa`ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela ajaran hidup ini.
Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan taat, dan dengarlah, dan perhatikanlah
kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi
Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali
iman yang sangat sedikit. (QS. 4/An-Nisaa’ : 46)
Larangan Riba :
Orang-orang yang
makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang
yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS. 2/Al-Baqarah : 275)
Yahya bin Yahya
menceritakan kepada kami, ia berkata : Aku membaca dalam kitab Malik dari Nafi’
dari Abu Sa’id Al-Khudhry bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Janganlah kalian
menjual emas dengan emas kecuali yang sama dengan yang sama, dan janganlah
kalian memelbihkan sebagian atas sebagian yang lain. Dan jangan pula menjual
uang kertas dengan uang kertas kecuali yang sama dengan yang sama, dan
janganlah kalian memelbihkan sebagian atas sebagian yang lain., Dan janganlah
kalian menjualnya yang tidak ada ditempat dengan yang tidak ada di tempat”.
(HR.Muslim)
Yahya bin Sa’id
menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidillah yang menceritakan dari Nafi’, ia
berkata bahwa telah sampai pada Ibnu ‘Umar, sesungguhnya Abu Sa’id Al-Khudhry
meriwayatkan suatu hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
dalam hal tukar menukar (harta). Maka dia berkata memperdengarkannya pada kedua
telingaku dan mendalamkan kesan di hatiku dari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Janganlah kalian menjual emas dengan
emas kecuali yang sama dengan yang sama, dan jangan pula perak dengan perak kecuali
yang sama dengan yang sama, dan janganlah kalian memelbihkan sebagian atas
sebagian yang lain. Dan janganlah kalian menjualnya yang tidak ada ditempat
dengan yang tidak ada di tempat”. (HR. Ahmad)
Rauh menceritakan kepada kami dari Sulaiman bin Ali dari Abu
Al-Mutawakkil An-Najiy dari Abu Sa’id Al-Khudhry dari Nabi ‘alaihi wa sallam. Sesorang dari suatu kaum berkata : Bukankah
antara engkau dan Nabi ‘alaihi wa sallam selain Abu Sa’id Al-Khudhry? Ia
menjawab : Tidak, demi Allah, tidak ada antara aku dan Nabi ‘alaihi wa
sallam selain Abu Sa’id. Beliau bersabda : Emas dengan emas, perak dengan
perak, gamdum burr dengan gandum burr, gandum syair dengan gandum syair, kurma
dengan kurma, garam dengan garam, yang sama dengan yang sama. Barang siapa
member tambahan atau meminta tambahan maka ia telah riba, yang mengambil dan
yang member di dalamnya sama saja” (HR. Ahmad)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar