Selasa, 16 September 2014

Emas Diibadati Mengambil Alih Hak Allah



Sesungguhnya Musa telah datang kepada kalian membawa bukti-bukti kebenaran (mu`jizat), kemudian kalian jadikan (patung) anak sapi (dari emas sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kalian adalah orang-orang yang zhalim. (QS. 2/Al-Baqarah : 92)

Al-bayyinaat pada ayat tersebut diatas adalah ayat-ayat Allah dalam Taurat dan ayat-ayat Allah berupa bukti peristiwa alam seperti : 

Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (QS. 7/Al-A’raaf : 133)

Termasuk ayat-ayat Allah berupa peristiwa alam adalah dibelahnya lautan, naungan awan, al-manna dan as-salwa, batu yang memancarkan air dan sebagainya, tetapi mereka menjadikan patung anak sapi dari emas yang dibuatnya sendiri.

Dan kaum Musa, setelah kepergian Musa ke gunung Thur, membuat dari perhiasan-perhiasan (emas) mereka anak lembu yang bertubuh dan bersuara. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa anak lembu itu tidak dapat berbicara dengan mereka dan tidak dapat (pula) menunjukkan jalan kepada mereka? Mereka menjadikannya (sebagai sembahan) dan mereka adalah orang-orang yang zhalim. (QS. 7/Al-A’raaf : 148)

Kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara, maka mereka berkata: "Inilah Tuhan kalian dan Tuhan Musa untuk diibadati, tetapi Musa telah lupa". (QS.20/Thaahaa : 88)

Dan setelah mereka sangat menyesali perbuatannya dan mengetahui bahwa mereka telah sesat, merekapun berkata: "Sungguh jika Rabb kami tidak memberi rahmat kepada kami dan tidak mengampuni kami, pastilah kami menjadi orang-orang yang merugi". (QS. 7/Al-A’raaf : 149)

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kalian dan Kami angkat bukit (Thursina) di atas kalian (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepada kalian dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengarkan tetapi tidak menta`ati". Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah patung) anak sapi (dari emas) karena kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat perbuatan yang diperintahkan iman kalian kepada kalian jika betul kalian beriman (kepada Taurat)". (QS. 2/Al-Baqarah : 93)

ٍSifat Patung Emas

Sifat-sifat al-‘ijl (patung anak sapi dari emas) adalah :
Pertama : Dipertuhankan dan diibadati mengambil alih hak Allah
Kedua : Bersifat duniawi
Ketiga : Sumber pokok nilai kekayaan duniawi
Keempat : Sumber pokok nilai derajat social duniawi bagi pemegang haknya
Kelima : Sumber pokok pengikat berbagai kepentingan duniawi.

Dari nilai emas pula kepntingan mengendalikan segala kepentingan duniawi umat manusia tersebut diatas orang Yahudi menerapkan riba terhadap bangsa-bangsa non Yahudi. Dengan penerapan riba dari dasar emas pula, Yahudi Zionis kini memegang sebagian besar emas dan cadangan di seluruh muka bumi menjadikan umat manusia mempertuhankan harta.
Diharmkannya riba oleh Allah Subhaanhu wa Ta’aalaa dan Rasul-Nya dibuat sedemikian rupa menjadi ketentuan yang tidak berlaku hangga saat ini.
Setiap kali dibangun harapan untuk menegakkan keadilan dengan melaksanakan ketentuan Allah dan Rasul-Nya tersebut maka dengan sangat mudah dibuat oleh Zionis Yahudi sedemikian rupa sehingga berujung kekecewaan demi kekecewaan, pendustaan demi pendustaan terhadap ajaran dari Allah dan Rasul-Nya.

Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman :

Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah kalam perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau mentaatinya. Dan (mereka mengatakan pula): "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): "Raa`ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela ajaran hidup ini. Sekiranya mereka mengatakan: "Kami mendengar dan taat, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat sedikit. (QS. 4/An-Nisaa’ : 46)

Larangan Riba :

Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.(QS. 2/Al-Baqarah : 275)

Yahya bin Yahya menceritakan kepada kami, ia berkata : Aku membaca dalam kitab Malik dari Nafi’ dari Abu Sa’id Al-Khudhry bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali yang sama dengan yang sama, dan janganlah kalian memelbihkan sebagian atas sebagian yang lain. Dan jangan pula menjual uang kertas dengan uang kertas kecuali yang sama dengan yang sama, dan janganlah kalian memelbihkan sebagian atas sebagian yang lain., Dan janganlah kalian menjualnya yang tidak ada ditempat dengan yang tidak ada di tempat”. (HR.Muslim)

Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami dari ‘Ubaidillah yang menceritakan dari Nafi’, ia berkata bahwa telah sampai pada Ibnu ‘Umar, sesungguhnya Abu Sa’id Al-Khudhry meriwayatkan suatu hadits dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hal tukar menukar (harta). Maka dia berkata memperdengarkannya pada kedua telingaku dan mendalamkan kesan di hatiku dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Janganlah kalian menjual emas dengan emas kecuali yang sama dengan yang sama, dan jangan pula perak dengan perak kecuali yang sama dengan yang sama, dan janganlah kalian memelbihkan sebagian atas sebagian yang lain. Dan janganlah kalian menjualnya yang tidak ada ditempat dengan yang tidak ada di tempat”. (HR. Ahmad)

Rauh menceritakan kepada kami dari Sulaiman bin Ali dari Abu Al-Mutawakkil An-Najiy dari Abu Sa’id Al-Khudhry dari Nabi ‘alaihi wa sallam. Sesorang dari suatu kaum berkata : Bukankah antara engkau dan Nabi ‘alaihi wa sallam selain Abu Sa’id Al-Khudhry? Ia menjawab : Tidak, demi Allah, tidak ada antara aku dan Nabi ‘alaihi wa sallam selain Abu Sa’id. Beliau bersabda : Emas dengan emas, perak dengan perak, gamdum burr dengan gandum burr, gandum syair dengan gandum syair, kurma dengan kurma, garam dengan garam, yang sama dengan yang sama. Barang siapa member tambahan atau meminta tambahan maka ia telah riba, yang mengambil dan yang member di dalamnya sama saja” (HR. Ahmad)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar