Dari
Bapakku dari Ibnu Abu Umar Al-‘Adany dari Sufyan dari Ibnu Abi Najih dari
Mujahid, ia berkata : Salman berkata : Aku bertanya kepada Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam tentang penganut ajaran agama yang aku (seharusnya) ada
bersama mereka.
Maka
beliau menyebut (orang yang dimaksud itu) dari shalat mereka dan peribadatan
mereka. Maka turunlah ayat :
Sesungguhnya
orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shaabi-iin,
siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian (QS. 2/Al-Baqarah 62) (HR. Ibnu Abi Hatim)
Dari
Abu Zur’ah dari ‘Amr bin Hammad dari Asbath dari As-Suddiy :
Sesungguhnya
orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shaabi-iin,
siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian (QS. 2/Al-Baqarah 62), As-Suddiy berkata : Ayat ini turun dalam hal
sahabat-sahabat Salman Al-Farisy. Sementara Salman AL-Farisy bercerita kepada
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ketika ia menyebut
sahabat-sahabatnya maka dia memberitakan kepada beliau khabar mereka. Salman
berkata : “Adalah mereka berpuasa, shalat, beriman pada engkau dan mereka
bersyahadat bahwasanya engkau akan diutus sebagai nabi” Maka tatkala Salman
selesai puji-pujiannya akan mereka, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda padanya : “Wahai Salman, mereka itu ahli neraka”. Maka (sabda Nabi)
itu keras bagi Salman. Maka Allah menurukan ayat ini.
Sesungguhnya
orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shaabi-iin,
siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian (QS. 2/Al-Baqarah 62)
Maka
iman orang Yahudi itu bahwasanya ia adalah orang yang berpegang teguh pada
Taurat dan sunnah Musa (‘alaihis-salam) sehingga datang ‘Isa (‘alaihis-salam).
Maka tatkala ‘Isa (‘alaihis-salam) telah datang, adalah orang itu dari
Yahudi yang berpegang teguh pada Injil dan syaria-syari’at ‘Isa (‘alaihis-salam)
dialah mukmin yang diterima dari padanya (iman dan amalnya) sehingga Muhammad shallallaahu
‘alaihi wa sallam datang. Maka barangsiapa dari mereka itu tidak mengikuti
Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan apa yang ada
padanya dari sunnah ‘Isa (‘alaihis-salam) dan Injil, adalah dia binasa. (HR.
Ibnu Abi Hatim)
Ibnu
Abi Hatim berkata : Ini tidak menafikan apa yang diriwayatkan Ali bin Abi
Thalhah dari Ibnu ‘Abbas :
Sesungguhnya
orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shaabi-iin,
siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari
kemudian (QS. 2/Al-Baqarah 62), ia berkata : Maka Allah Subhaanahu wa
Ta’aala setelah itu menurunkan :
Barangsiapa
mencari ajaran hidup selain ajaran Islam, maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (ajaran itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi. (QS. 3/Aali ‘Imraan : 85)
Apa
yang disabdakan Rasulullah terbukti pada bulan Dzulhijjah 23 H / 643 M Umar bin
Khaththab wafat setelah pada saat shalat ditusuk belati beracun oleh Abu
Lu’luah, seorang mantan budak berkebangsaan Persia hasil konspirasi musuh-musuh
Islam dari kalangan Yahudi dan Persia.
Nama
Yahudi
Ibnu
‘Adil dalam kitabnya Tafsiirul-Lubaab, juz I, halaman 350 menjelaskan :
Haaduu dari kata haada
(bertaubat) – yahuudu (bertaubat) – huudunI (taubat) –
haa-idun (orang yang bertaubat).
Haa-idun artinya taa-ibun
(orang yang bertaubat), dari kata itulah disebut YAHUDI karena mereka bertaubat dari mengibadati al-‘ijl (patung anak sapi dari emas).
Dan mereka mengatakan : “ Innaa hudnaa ilaiKa" artinya “Sesungguhnya kami bertaubat (kembali) kepada Engkau”
(QS. 7/Al-A’raaf : 156)
Dan
dikatakan : Mereka dinamakan Yahudi sebagai yang dinisbahkan kepada Yahudza
dengan huruf dzal yang tidak jelas pelafazhannya dan Yahudza adalah putra
Ya’qub ‘alaihis-salam. Kemudian orang Arab merubahnya menjadi huruf dal
yang al-muhmalah (yang lebih
ringan, lebih jelas, lebih mudah dan tanpa titik).
Nama
Nashara
Ibnu
Katsir menulis dalam kitab Tafsirnya :
Ketika Isa ‘alaihis-salam
diutus sebagai nabi, Bani Israil wajib mengikuti dan berpanutan pada beliau,
maka sahabat-sahabat beliau, orang-orang yang berajaran hidup dengan ajaran
beliau adalah Nashara. Dinamakan demikian karena saling tolong menolong pada
apa yang ada diantara mereka. Dan
sungguh dikatakan bagi mereka Anshar (para penolong) juga karena sebagaimana
kata Isa ‘alaihis-salam : “Siapakah anshr-anshar (penolong-penolong)-ku
kepada Allah ?. Orang-orang Hawariy berkata : “Kami Anshar (penolong-penolong)
Allah” (QS. 61/Ash-Shaff : 14)
Dan
dikatakan bahwasanya mereka dinamakan demikian (Nashara) karena memang mereka
tinggal di tanah negeri yang disebutnya Nashirat (Nazaret)
Umat Muhammad shallallaahu
‘alaihi wa sallam disebut Mukminin karena banyaknya iman mereka dan kuatnya
kekyakinan mereka dan karena mereka beriman pada seluruh nabi-nabi yang telah
lalu dan (beriman pada) sekalian yang ghaib yang akan datang.
Adapun Ash-Shabi-in terjadi
perbedaan pendapat pada para ahli. Diantaranya Mujahid berkata : Ash-Shabi-in
itu kaum antara Majusi, Yahudi dan Nashara. Mereka tidak punya agama.
Abu Al-‘Aliyah, Ar-Rabi’ bin Anas,
As-Suda, Jabir bin Zaid, Adh-Dhohak dan Ishaq bin Rahawaih : Ash-Shabi-iy
itu satu golongan dari Ahli Kitab. Mereka membaca Zabur. Dan karena itu Abu
Hanifah dan Ishaq berkata : Tidak mengapa memakan sembelihan mereka dan
menikahi wanita dari mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar