Dan
(ingatlah), ketika kalian berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar
(tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada
Rabb-mu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu:
sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang
merahnya". Musa berkata: "Apakah kalian mau mengambil yang rendah
sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kalian ke Mesir (suatu kota), pasti
kalian memperoleh apa yang kalian minta". Lalu ditimpakanlah kepada mereka
nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu
(terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para
nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu
berbuat ma’shiyat (durhaka) dan melampaui batas. (QS. 2/Al-Baqarah : 61)
Adapun
yang dimaksud satu macam makanan adalah al-manna dan as-salwa
sebagaimana disebutkan sebagai makanan dari surga.
Dan
Kami naungi kalian dengan awan, dan Kami turunkan kepada kalian "manna"
dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah
Kami berikan kepada kalian. Dan tidaklah mereka menzhalimi Kami, akan tetapi
merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri. (QS. 2/Al-Baqarah : 57)
Diriwayatkan
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang al-manna.
Abu
‘Ubaidah bin Abu As-Safar, Ahmad bin Abdillah Al-Hamdany dan Mahmud bin Ghailan
meriwayatkan kepada kami, keduanya berkata bahwa Sa’id bin ‘Amir menceritakan
dari Muhammad bin Abu ‘Amr dari Abu Salamah dari Abu Hurairah , ia berkata :
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Makanan manisan
kurma dari surga. Didalamnya ada (kandungan) penyembuh dari (terkena) racun.
Dan kam’ah (makanan yang lezat sebangsa cendawan yang tumbuh di tanah berwarna
seperti debui) dari semacam madu dan airnya ada penyembuh mata (HR.
At-Tirmidzy)
Abu
‘Isa berkata : Hadits ini hasan, gharib. Redaksi bagian akhir isi hadits tersebut
diriwayatkan pula oleh Al-Bukhary, Muslim, Ahmad dan Abu Dawud.
Para
ahli ada yang mengatakan bahwa al-fuum adalah al-hinthah sebagai
ganti kalam Allah ketika memerintahkan kepada Bani Israil untuk menyatakan hiththah.
Allah
Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman :
Dan
(ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kalian ke negeri ini (Baitul
Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak mana yang kalian
kehendaki, dan masukilah pintu gerbangnya dengan bersujud, dan katakanlah:
"Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan
kalian. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang
berbuat baik". (QS. 2/Al-Baqarah : 58)
Sabda
Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam diriwayatkan sebagai berikut :
Yahya bin Adam
menceritakan kepada kami dari Ibnu Mubarak dari Ma’mar dari Hammam bin Munabbih
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam pada firman Allah ‘Azza
wa Jalla : Udkhuluu al-baaba sujjadan (masukilah pintu
gerbangnya dengan bersujud
), beliau bersabda : Mereka masuk dengan susah payah. Firman Allah : Wa
quuluu hiththatun (bebaskanlah
kami dari dosa), beliau bersabda : Mereka mengganti (firman itu) sehingga
mereka mengatakan hinthatun fii sya’ratin (suatu biji gandum ada di
gandum) (HR. Ahmad)
Tentu saja Allah
memberikan makanan dari surga yang istimewa yang tak ada tandingannya di
sepanjang sejarah manusia sebagai ayat Allah (mu’jizat) beserta ayat-ayat Allah
dalam Kitab-Nya yaitu Taurat agar kaum Bani Israil tidak menggelapkan pilihan
surga Allah di akhirat, agar menampilkan dirinya sebagai makhluk surga Allah di
akhirat yang kini sedang menghadapi pilihan-pilihan hawa nafsunya di dunia.
Tetapi
orang-orang Yahudi, orang-orang Bani Israil menggelapkan makanan Surga Allah di
akhirat dengan menjadikan pilihan-pilihan yang ada hanya pilihan duniawi yang
ke pilihan duniawi yang lain dan seterusnya dan seterusnya
Menggelapkan
pilihan menjadi makhluk surga Allah di akhirat dan hanya menggiring manusia
kepada pilihan duniawi yang satu ke pilihan duniawi yang lain adalah salah satu
fitnah Dajjal.
Terhadap
fitnah Dajjal ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memimpin
umatnya untuk berlindung diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa.
Ta'awudz dari Fitnah Dajjal
Dari
Malik dari Abu Az-Zubair Al-Makky dari
Thawus Al-Yamany dari Abdullah bin Abas bahwasanya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam adalah mengajarkan kepada mereka (para sahabat) surah
dari Al-Qur’an. Beliau bersabda Allahumma
ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari adzab Jahannam. Dan
aku berlindung kepada kepada Engkau dari adzb Qubur. Dan aku berlindung kepada
Engkau dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Dan aku berlindung kepada Engkau dari
fitnah kehidupan dan fitnah kematian. (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’,
Juz II, hal. 151)
Abu
Al-Yaman menceritakan kepada kami, ia berkata Syu’aib menceritakan kepada kami
dari Az-Zuhry, ia berkata : Urwah binAz-Zubair menceritakan kepada kami dari
Aisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah mengkhabarkan
kepadanya bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah berdo’a
dalam shalat
Allahumma ya Allah,
sesungguhnya aku ini berlindung kepada Engkau dari ‘adzab qubur dan berlindung
kepada Engkau dari fitnah Al-Masih Dajjal dan berlindung kepada Engkau dari
fitnah kehidupan. Allahumma ya Allah sesungguhnya aku ini berlindung
kepada Engkau dari dosa dan hutang.
Seseorang
bertanya kepada beliau : Sebetapa banya engkau berlindung diri dari hutang.
Kemudian beliau bersabda : Sesungguhnya orang jika ia berhutang, ia omong
bohong, janji tak ditepati. (HR.
Al-Bukhary)
Muslim
bin Ibrahim menceritakan kepada kami dari Hisyam dari Yahya dari Abu Salamah
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Adalah Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam berdo’a dan mengatakan :
Allahumma
ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari adzab qubur dari dari neraka dan
dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah Al-Masih Dajjal (HR.
Al-Bukhary)
Nashr
bin Ali Al-Jahdhamy dan Ibnu Numair dan Abu Kuraib dan Zuhair bin Harb, semua
dari Waki’, ia berkata : Abu Kuraib menceritakan kepada kami dari Waki’ dari
Al-Auza’iy dari Hassan bin ‘Athiyah dari Muhammad bin Abu ‘Aisyah dari Abu
Hurairah. Dan dari Yahya bin Abu Katsir
dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa salam bersabda : Jika salah seorang dari kalian itu bertasyahhud
maka hendaklah ia berlindung pada Allah dari empat hal, yaitu itu mengatkan
(dalam do’a)
Allahumma ya Allah,
sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari ‘adzab Jahannam dan dari ‘adzab
qubur dan dari fitnah kehidupan dan kematian dari keburukan fitnah Al-Masih
Dajjal. (HR. Muslim)
Zuhair
bin Harb menceritakan kepadaku dari Al-Walid bin Muslim dari Al-Auza’iy dari
Hassan bin ‘Athiyah dari Muhammad bin Abu ‘Aisyah bahwasanya ia mendengar Abu
Hurairiah berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Jika salah seorang dari kalian telah seleai dari tasyhhud akhir maka hendaklah
ia berlindung kepada Allah dari empat : dari ‘adzab Jahannam, dari ‘adzb qubur, dari fitnah
kehidupan dan kematian dari keburukan Al-Masih Dajjal (HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar