Selasa, 18 Maret 2014

Penggelapan Pilihan Surga Akhirat



Dan (ingatlah), ketika kalian berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Rabb-mu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya". Musa berkata: "Apakah kalian mau mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kalian ke Mesir (suatu kota), pasti kalian memperoleh apa yang kalian minta". Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat ma’shiyat (durhaka) dan melampaui batas. (QS. 2/Al-Baqarah : 61)

Adapun yang dimaksud satu macam makanan adalah al-manna dan as-salwa sebagaimana disebutkan sebagai makanan dari surga.

Dan Kami naungi kalian dengan awan, dan Kami turunkan kepada kalian "manna" dan "salwa". Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian. Dan tidaklah mereka menzhalimi Kami, akan tetapi merekalah yang menzhalimi diri mereka sendiri. (QS. 2/Al-Baqarah : 57)

Diriwayatkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang al-manna.

Abu ‘Ubaidah bin Abu As-Safar, Ahmad bin Abdillah Al-Hamdany dan Mahmud bin Ghailan meriwayatkan kepada kami, keduanya berkata bahwa Sa’id bin ‘Amir menceritakan dari Muhammad bin Abu ‘Amr dari Abu Salamah dari Abu Hurairah , ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Makanan manisan kurma dari surga. Didalamnya ada (kandungan) penyembuh dari (terkena) racun. Dan kam’ah (makanan yang lezat sebangsa cendawan yang tumbuh di tanah berwarna seperti debui) dari semacam madu dan airnya ada penyembuh mata (HR. At-Tirmidzy)
Abu ‘Isa berkata : Hadits ini hasan, gharib. Redaksi bagian akhir isi hadits tersebut diriwayatkan pula oleh Al-Bukhary, Muslim, Ahmad dan Abu Dawud.

Para ahli ada yang mengatakan bahwa al-fuum adalah al-hinthah sebagai ganti kalam Allah ketika memerintahkan kepada Bani Israil untuk menyatakan hiththah.

Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman :

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kalian ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak mana yang kalian kehendaki, dan masukilah pintu gerbangnya dengan bersujud, dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa", niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kalian. Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. 2/Al-Baqarah : 58)

Sabda Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam diriwayatkan sebagai berikut :

Yahya bin Adam menceritakan kepada kami dari Ibnu Mubarak dari Ma’mar dari Hammam bin Munabbih dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pada firman Allah ‘Azza wa Jalla : Udkhuluu al-baaba sujjadan (masukilah pintu gerbangnya dengan bersujud ), beliau bersabda : Mereka masuk dengan susah payah. Firman Allah : Wa quuluu hiththatun  (bebaskanlah kami dari dosa), beliau bersabda : Mereka mengganti (firman itu) sehingga mereka mengatakan hinthatun fii sya’ratin (suatu biji gandum ada di gandum) (HR. Ahmad)

Tentu saja Allah memberikan makanan dari surga yang istimewa yang tak ada tandingannya di sepanjang sejarah manusia sebagai ayat Allah (mu’jizat) beserta ayat-ayat Allah dalam Kitab-Nya yaitu Taurat agar kaum Bani Israil tidak menggelapkan pilihan surga Allah di akhirat, agar menampilkan dirinya sebagai makhluk surga Allah di akhirat yang kini sedang menghadapi pilihan-pilihan hawa nafsunya di dunia.
Tetapi orang-orang Yahudi, orang-orang Bani Israil menggelapkan makanan Surga Allah di akhirat dengan menjadikan pilihan-pilihan yang ada hanya pilihan duniawi yang ke pilihan duniawi yang lain dan seterusnya dan seterusnya

Menggelapkan pilihan menjadi makhluk surga Allah di akhirat dan hanya menggiring manusia kepada pilihan duniawi yang satu ke pilihan duniawi yang lain adalah salah satu fitnah Dajjal.
Terhadap fitnah Dajjal ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam memimpin umatnya untuk berlindung diri kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa.

Ta'awudz dari Fitnah Dajjal

Dari Malik dari Abu Az-Zubair Al-Makky dari  Thawus Al-Yamany dari Abdullah bin Abas bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah mengajarkan kepada mereka (para sahabat) surah dari Al-Qur’an. Beliau bersabda  Allahumma ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari adzab Jahannam. Dan aku berlindung kepada kepada Engkau dari adzb Qubur. Dan aku berlindung kepada Engkau dari fitnah Al-Masih Ad-Dajjal. Dan aku berlindung kepada Engkau dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian. (HR. Malik dalam Al-Muwaththa’, Juz II, hal. 151)

Abu Al-Yaman menceritakan kepada kami, ia berkata Syu’aib menceritakan kepada kami dari Az-Zuhry, ia berkata : Urwah binAz-Zubair menceritakan kepada kami dari Aisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Aisyah mengkhabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah berdo’a dalam shalat

Allahumma ya Allah, sesungguhnya aku ini berlindung kepada Engkau dari ‘adzab qubur dan berlindung kepada Engkau dari fitnah Al-Masih Dajjal dan berlindung kepada Engkau dari fitnah kehidupan. Allahumma ya Allah sesungguhnya aku ini berlindung kepada Engkau dari dosa dan hutang.
Seseorang bertanya kepada beliau : Sebetapa banya engkau berlindung diri dari hutang. Kemudian beliau bersabda : Sesungguhnya orang jika ia berhutang, ia omong bohong, janji tak ditepati.  (HR. Al-Bukhary)

Muslim bin Ibrahim menceritakan kepada kami dari Hisyam dari Yahya dari Abu Salamah dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berdo’a dan mengatakan :
Allahumma ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari adzab qubur dari dari neraka dan dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah Al-Masih Dajjal (HR. Al-Bukhary)

Nashr bin Ali Al-Jahdhamy dan Ibnu Numair dan Abu Kuraib dan Zuhair bin Harb, semua dari Waki’, ia berkata : Abu Kuraib menceritakan kepada kami dari Waki’ dari Al-Auza’iy dari Hassan bin ‘Athiyah dari Muhammad bin Abu ‘Aisyah dari Abu Hurairah. Dan dari Yahya  bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa salam bersabda : Jika salah seorang dari kalian itu bertasyahhud maka hendaklah ia berlindung pada Allah dari empat hal, yaitu itu mengatkan (dalam do’a)

Allahumma ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari ‘adzab Jahannam dan dari ‘adzab qubur dan dari fitnah kehidupan dan kematian dari keburukan fitnah Al-Masih Dajjal. (HR. Muslim)

Zuhair bin Harb menceritakan kepadaku dari Al-Walid bin Muslim dari Al-Auza’iy dari Hassan bin ‘Athiyah dari Muhammad bin Abu ‘Aisyah bahwasanya ia mendengar Abu Hurairiah berkata, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Jika salah seorang dari kalian telah seleai dari tasyhhud akhir maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari empat : dari ‘adzab  Jahannam, dari ‘adzb qubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dari keburukan Al-Masih Dajjal  (HR. Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar