Sifat
Ummy dari Kalangan Bani Israil
Dan
di antara mereka ada yang ummy, tidak mengetahui Al-Kitab (Taurat), kecuali angan-angan
(dongengan bohong) belaka dan mereka hanya menduga-duga. (QS. 2/Al-Baqarah :
78)
Di
kalangan orang-orang Yahudi ada orang-orang yang ummy dalam arti : (1) tidak dengan
pengetahuannya tentang Al-Kitab dari Allah, (2) mengikuti angan-angan dan (3) mengikuti persangkaan;
padahal kitab-kitab Allah diturunkan kepada para nabi yang tidak sedikit dari
kalangan Yahudi.
Itu
adalah kenyataan bahwa pemuka-pemuka Yahudi :
Pertama
:
Menyuruh orang untuk berbuat kebaikan tetapi perintah itu dianggap tidak
berlaku pada diri mereka sendiri.
Mengapa
kalian suruh orang lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kalian melupakan diri
(kewajiban) kalian sendiri, padahal kalian mentilawahkan Al-Kitab (Taurat)? Maka tidakkah
kalian berpikir? (QS. 2/Al-Baqarah : 44)
Kedua : Mentilawahkan
ayat-ayat Allah tetapi juga mencampuradukkan kebenaran dan kebathilan dan menyembunyikan
kebenaran dari Allah dan Rasul-Nya dan mencampuradukkan.
Hai Ahli Kitab, mengapa kalian
mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran,
padahal kalian mengetahui? (QS. 3/Aali ‘Imraan : 71)
ٍSifat Ummy
Rasulullah
Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa
berfirman :
Dan engkau tidak pernah membaca
sebelumnya (Al-Qur'an) sesuatu Kitabpun dan engkau tidak (pernah) menulis suatu
kitab dengan tangan kananmu; andai kata (engkau pernah membaca dan menulis),
benar-benar ragulah orang yang mengingkari (mu). (QS. 29/Al-‘Ankabuut : 48)
Jika Rasulullah pernah membaca dan
menulis kitab maka tak ada jaminan Al-Qur’an itu suci dari campur tangan
manusia, campur tangan hawa nafsu manusia. Karena itu sifat ummy Rasulullah
adalah dikehendaki Allah menjadi jaminan bagi kesucian Al-Qur’an dari campur
tangan itu. Dan juga campur tangan hawa nafsu Bani Israil, Yahudi.
Jika Al-Qur’an tidak ada jaminan
suci dari campur tangan hawa nafsu manusia maka memang selayaknya Al-Qur’an
dibathilkan, diingkari, tidak diimani.
Sesungguhnya Kami telah mengambil
perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul.
Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang tidak
diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka
dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh. (QS. 5/Al-Maa-idah : 70)
Jika campur tangan hawa nafsu
manusia itu berupa jalan fikiran dan jalan perasaan rahib-rahib Yahudi,
pendeta-pendeta dan ulama-ulamanya yang tidak diberi kenabian oleh Allah Subhaanahu
wa Ta’aalaa, campur tangan hawa nafsu itu berupa jalan fikiran dan jalan
perasaan mereka merubah kalam Allah dalam Taurat kemudian dalam Injil dan
memelesetkannya, maka jika itu adalah para pemimpin spiritual dan ulamanya
orang-oraong Muslim, maka apakah itu bukan penodaan terhadap kitab Allah yang
diturunkan kepada Rasulullah Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
yaitu Al-Qur’an.
Maka itulah kemudian Allah berfirman
akan terkutuknya Bani Israil lantaran apa yang mereka perbuat yang hakikatnya
adalah campur tangan hawa nafsunya :
Maka kecelakaan yang besarlah bagi
orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya:
"Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang
sedikit (duniawi) dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka,
akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan
besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka kerjakan. (QS. 2/Al-Baqarah :
79)
Sifat Ummy Ummat Muhammad
Adam
menceritakan kepada kami dari Syu’bah dari Al-Aswad bin Qays dari As’id bin
‘Amr, bahwasanya ia mendengar Ibnu ‘Umar radhiyallaahu ‘anhumaa dari
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Sesungguhnya
kita adalah umat yang ummy, kita tidak menulis dan kita tidak menghitung
(menggunakan hisab kalender). Bulan (kalender) itu begini dan begini, yaitu
seklai 29 (hari) dan suatu kali yang lain 30 (hari). (HR. Al-Bukhary).
Dalam
hal ibadah dan waktu-waktunya tidak terikat dengan kitab dan perhitungan
(hisab). Difirmankan Allah dalam keadaan belum ditilawahkan ayat-ayat Allah dan
belum diajarkan kitab (Allah) dan Al-Hikah (sunnah kenabian Rasul Allah). Dalam
kesesatan yang nyata.
Dia-lah yang mengutus kepada kaum
yang ummy seorang Rasul di antara mereka, yang mentilawahkan ayat-ayat-Nya
kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah
(As-Sunnah an-Nabawiyah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata (QS. 62/Al-Jumu’ah : 2)
Jaminan
Kesucian Al-Qur’an
Ummy
dalam pengertian sifat Rasulullah dan ummy dalam pengertian ummat beliau cukup
menjadi jaminan bahwa Al-Qur’an itu disampaikan Rasulullah kepada ummatnya
adalah suci :
Pertama : suci dari
kedustaan. Beliau bersifat shidiq.
Kedua : suci dari
pengkhianatan. Beliau bersifat amanah.
Ketiga : suci dari
penyembunyian kebenaran. Beliau bersifat tabligh.
Keempat : suci dari
kebodohan (kejahilan). Beliau bersifat fathanah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar